Senin, 22 Oktober 2012

Keutamaan Bahasa Arab


Penyusun:

Tim Bahasa Arab Online

Tidak perlu diragukan lagi, memang sepantasnya seorang muslim mencintai bahasa Arab dan berusaha menguasainya. Allah telah menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa Al-Qur’an karena bahasa Arab adalah bahasa yang terbaik yang pernah ada sebagaimana firman Allah ta’ala:

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ قُرْآنًا عَرَبِيًّا لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ

“Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya.”

Ibnu katsir

berkata ketika menafsirkan surat Yusuf ayat 2 di atas: “Yang demikian itu (bahwa Al -Qur’an diturunkan dalam bahasa Arab) karena bahasa Arab adalah bahasa yang paling fasih, jelas, luas, dan maknanya lebih mengena lagi cocok untuk jiwa manusia. Oleh karena itu kitab yang paling mulia (yaitu Al-Qur’an) diturunkan kepada rosul yang paling mulia (yaitu: Rosulullah), dengan bahasa yang termulia (yaitu Bahasa Arab), melalui perantara malaikat yang paling mulia (yaitu malaikat Jibril), ditambah kitab inipun diturunkan pada dataran yang paling mulia diatas muka bumi (yaitu tanah Arab), serta awal turunnya pun pada bulan yang paling mulia (yaitu Romadhan), sehingga Al-Qur an menjadi sempurna dari segala sisi.” (Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir surat Yusuf).

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Berkata:

“Sesungguhnya ketika Allah menurunkan kitab-Nya dan menjadikan Rasul-Nya sebagai penyampai risalah (Al-Kitab) dan Al-Hikmah (As-sunnah), serta menjadikan generasi awal agama ini berkomunikasi dengan bahasa Arab, maka tidak ada jalan lain dalam memahami dan mengetahui ajaran Islam kecuali dengan bahasa Arab. Oleh karena itu memahami bahasa Arab merupakan bagian dari agama. Keterbiasaan berkomunikasi dengan bahasa Arab mempermudah kaum muslimin memahami agama Allah dan menegakkan syi’ar-syi’ar agama ini, serta memudahkan dalam mencontoh generasi awal dari kaum Muhajirin dan Anshar dalam keseluruhan perkara mereka.” (Iqtidho Shirotil Mustaqim). Sungguh sangat menyedihkan sekali, apa yang telah menimpa kaum muslimin saat ini, hanya segelintir dari mereka yang mau mempelajari bahasa Arab dengan serius. Hal ini memang sangat wajar karena di zaman modern ini banyak sekali kaum muslimin tenggelam dalam tujuan dunia yang fana, Sehingga mereka enggan dan malas mempelajari bahasa Arab. Karena mereka tahu tidak ada hasil duniawi yang bisa diharapkan jika pandai berbahasa Arab. Berbeda dengan mempelajari bahasa Inggris, kaum muslimin di saat ini begitu semangat sekali belajar bahasa Inggris, karena mereka tahu banyak tujuan dunia yang bisa diperoleh jika pandai bahasa Inggris, sehingga kita dapati mereka rela untuk meluangkan waktu yang lama dan biaya yang banyak untuk bisa menguasai bahasa ini. Sehingga kursus-kursus bahasa Inggris sangat laris dan menjamur dimana-mana walaupun dengan biaya yang tak terkira. Namun bagaimana dengan kursus bahasa Arab…??? seandainya mereka benar-benar yakin terhadap janji Allah ta’ala untuk orang yang menyibukkan diri untuk mencari keridhoanNya, serta yakin akan kenikmatan surga dengan kekekalannya, niscaya mereka akan berusaha keras untuk mempelajari bahasa arab. Karena ia adalah sarana yang efektif untuk memahami agama-Nya. Kenyataan ini tidak menunjukkan larangan mempelajari bahasa Inggris ataupun lainnya. Tapi yang tercela adalah orang yang tidak memberikan porsi yang adil terhadap bahasa arab. Seyogyanya mereka juga bersemangat dan bersungguh-sungguh dalam mempelajari bahasa Arab.

Syaikh Utsaimin pernah ditanya:

“Bolehkah seorang penuntut ilmu mempelajari bahasa Inggris untuk membantu dakwah ?” Beliau menjawab: “Aku berpendapat, mempelajari bahasa Inggris tidak diragukan lagi merupakan sebuah sarana. Bahasa Inggris menjadi sarana yang baik jika digunakan untuk tujuan yang baik, dan akan menjadi jelek jika digunakan untuk tujuan yang jelek. Namun yang harus dihindari adalah menjadikan bahasa Inggris sebagai pengganti bahasa Arab karena hal itu tidak boleh. Aku mendengar sebagian orang bodoh berbicara dengan bahasa Inggris sebagai pengganti bahasa Arab, bahkan sebagian mereka yang tertipu lagi mengekor (meniru-niru), mengajarkan anak-anak mereka ucapan “selamat berpisah” bukan dengan bahasa kaum muslimin. Mereka mengajarkan anak-anak mereka berkata “bye-bye” ketika akan berpisah dan yang semisalnya. Mengganti bahasa Arab, bahasa Al-Qur’an dan bahasa yang paling mulia, dengan bahasa Inggris adalah haram. Adapun menggunakan bahasa Inggris sebagai sarana untuk berdakwah maka tidak diragukan lagi kebolehannya bahwa kadang-kadang hal itu bisa menjadi wajib. Walaupun aku tidak mempelajari bahasa Inggris namun aku berangan-angan mempelajarinya. terkadang aku merasa sangat perlu bahasa Inggris karena penterjemah tidak mungkin bisa mengungkapkan apa yang ada di hatiku secara sempurna.” (Kitabul ‘Ilmi). Dan termasuk hal yang sangat menyedihkan, didapati seorang muslim begitu bangga jika bisa berbahasa Inggris dengan fasih namun mengenai bahasa Arab dia tidak tahu?? Kalau keadaannya sudah seperti ini bagaimana bisa diharapkan Islam maju dan jaya seperti dahulu. Bagaimana mungkin mereka bisa memahami syari’at dengan benar kalau mereka sama sekali tidak mengerti bahasa Arab…???

Hukum Orang Yang Mampu Berbahasa Arab Namun Berbicara Menggunakan Bahasa Selain Bahasa Arab

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Berkata:

“Dibenci seseorang berbicara dengan bahasa selain bahasa Arab karena bahasa Arab merupakan syiar Islam dan kaum muslimin. Bahasa merupakan syiar terbesar umat-umat, karena dengan bahasa dapat diketahui ciri khas masing-masing umat.” (Iqtidho Shirotil Mustaqim). Asy-Syafi’iy berkata sebagaimana diriwayatkan As-Silafi dengan sanadnya sampai kepada Muhammad bin Abdullah bin Al Hakam, beliau berkata: “Saya mendengar Muhammad bin Idris Asy-syafi’iy berkata: “Allah menamakan orang-orang yang mencari karunia Allah melalui jual beli (berdagang) dengan nama tu’jar (tujjar dalam bahasa Arab artinya para pedagang-pent), kemudian Rosululloh juga menamakan mereka dengan penamaan yang Allah telah berikan, yaitu (tujjar) dengan bahasa arab. Sedangkan “samasiroh” adalah penamaan dengan bahasa `ajam (selain arab). Maka kami tidak menyukai seseorang yang mengerti bahasa arab menamai para pedagang kecuali dengan nama tujjar dan janganlah orang tersebut berbahasa Arab lalu dia menamakan sesuatu (apapun juga-pent) dengan bahasa `ajam. Hal ini karena bahasa Arab adalah bahasa yang telah dipilih oleh Allah, sehingga Allah menurunkan kitab-Nya yang dengan bahasa Arab dan menjadikan bahasa Arab merupakan bahasa penutup para Nabi, yaitu Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Oleh karena itu, kami katakan seyogyanya setiap orang yang mampu belajar bahasa Arab mempelajarinya, karena bahasa Arab adalah bahasa yang paling pantas dicintai tanpa harus melarang seseorang berbicara dengan bahasa yang lain. Imam Syafi’iy membenci orang yang mampu berbahasa Arab namun dia tidak berbahasa Arab atau dia berbahasa Arab namun mencampurinya dengan bahasa `ajam.” (Iqtidho Shirotil Mustaqim). Abu Bakar bin ‘Ali Syaibah meriwayatkan dalam Al Mushanaf: “Dari Umar bin Khattab, beliau berkata: Tidaklah seorang belajar bahasa Persia kecuali menipu, tidaklah seseorang menipu kecuali berkurang kehormatannya. Dan Atho’ (seorang tabi’in) berkata: Janganlah kamu belajar bahasa-bahasa ajam dan janganlah karnu masuk gereja – gereja mereka karena sesungguhnya Allah menimpakan kemurkaan-Nya kepada mereka, (Iqtidho Shirotil Mustaqim). Diriwayatkan bahwa Imam Ahmad berkata: “Tanda keimanan pada orang ‘ajam (non arab) adalah cintanya terhadap bahasa arab.” Dan adapun membiasakan berkomunikasi dengan bahasa selain Arab, yang mana bahasa Arab merupakan syi’ar Islam dan bahasa Al-Qur’an, sehingga bahasa selain arab menjadi kebiasaan bagi penduduk suatu daerah, keluarga, seseorang dengan sahabatnya, para pedagang atau para pejabat atau bagi para karyawan atau para ahli fikih, maka tidak disangsikan lagi hal ini dibenci. Karena sesungguhnya hal itu termasuk tasyabuh (menyerupai) dengan orang `ajam dan itu hukumnya makruh.” (Iqtidho Shirotil Mustaqim). Khurasan, yang penduduk kedua kota tersebut berbahasa Persia serta menduduki Maghrib, yang penduduknya berbahasa Barbar, maka kaum muslimin membiasakan penduduk kota tersebut untuk berbahasa Arab, hingga seluruh penduduk kota tersebut berbahasa Arab, baik muslimnya maupun kafirnya. Demikianlah Khurasan dahulu kala. Namun kemudian mereka menyepelekan bahasa Arab, dan mereka kembali membiasakan bahasa Persia sehingga akhirnya menjadi bahasa mereka. Dan mayoritas mereka pun menjauhi bahasa Arab. Tidak disangsikan lagi bahwa hal ini adalah makruh. (Iqtidho Shirotil Mustaqim).

Pengaruh Bahasa Arab Dalam Kehidupan

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata: “Merupakan metode yang baik adalah membiasakan berkomunikasi dengan bahasa Arab hingga anak kecil sekalipun dilatih berbahasa Arab di rumah dan di kantor, hingga nampaklah syi’ar Islam dan kaum muslimin. Hal ini mempermudah kaum muslimin urituk memahami makna Al-Kitab dan As-Sunnah serta perkataan para salafush shalih. Lain halnya dengan orang yang terbiasa berbicara dengan satu bahasa lalu ingin pindah ke bahasa lain maka hal itu sangat sulit baginya. Dan ketahuilah…!!! membiasakan berbahasa Arab sangat berpengaruh terhadap akal, akhlak dan agama. Juga sangat berpengaruh dalam usaha mencontoh mereka dan memberi dampak positif terhadap akal, agama dan tingkah laku.” (Iqtidho Shirotil Mustaqim). Sungguh benar apa yang dikatakan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, bahasa Arab memiliki pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan, akhlak, agama. Orang yang pandai bahasa Arab cenderung senang membaca kitab-kitab para ulama yang berbahasa Arab dan tentu senang juga membaca dan menghafal Al-Qur’an serta hadits-hadits Rasulullah. Sehingga hal ini bisa memperbagus akhlak dan agamanya. Berbeda dengan orang yang pandai berbahasa Inggris (namun tanpa dibekali dengan ilmu agama yang baik), dia cenderung senang membaca buku berbahasa Inggris yang jelas kebanyakannya merupakan karya orang kafir. Sehingga mulailah ia mempelajari kehidupan orang kafir sedikit demi sedikit. Mau tidak mau iapun harus mempelajari cara pengucapan dan percakapan yang benar melalui mereka, agar dia bisa memperbagus bahasa Inggrisnya. Bisa jadi akhirnya ia pun senang mempelajari dan menghafal lagu-lagu berbahasa Inggris (yang kebanyakan isinya berisi maksiat) dan tanpa sadar diapun mengidolakan artis atau tokoh barat serta senang mengikuti gaya-gaya mereka. Akhlaknya pun mulai meniru akhlak orang barat (orang kafir), dan mengagungkan orang kafir serta takjub pada kehebatan mereka. Akhirnya, diapun terjatuh dalam tasyabbuh (meniru-niru) terhadap orang kafir, menganggap kaum muslimin terbelakang dan ujung-ujungnya dia lalai dari mempelajari Al-Qur’an dan hadits-hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Hukum Mempelajari Bahasa Arab

Syaikhul Islam Berkata: “Dan sesungguhnya bahasa Arab itu sendiri bagian dari agama dan hukum mempelajarinya adalah wajib, karena memahami Al-Kitab dan As-Sunnah itu wajib dan keduanya tidaklah bisa difahami kecuali dengan memahami bahasa Arab. Hal ini sesuai dengan kaidah:

مَا لاَ يَتِمٌّ الْوَاجِبُ إِلاَّ بِهِ فَهُوَ وَاجِبٌ

“Apa yang tidak sempurna suatu kewajiban kecuali dengannya maka ia juga hukumnya wajib.”

Namun disana ada bagian dari bahasa Arab yang wajib ‘ain dan ada yang wajib kifayah. Dan hal ini sesuai dengan apa yang diriwayatkan oleh Abu Bakar bin Abi Syaibah, dari Umar bin Yazid, beliau berkata: Umar bin Khattab menulis kepada Abu Musa Al-Asy’ari (yang isinya) “…Pelajarilah As-Sunnah, pelajarilah bahasa Arab dan I’roblah Al-Qur’an karena Al-Qur’an itu berbahasa Arab.” Dan pada riwayat lain, Beliau (Umar bin Khattab) berkata: “Pelajarilah bahasa Arab sesungguhnya ia termasuk bagian dari agama kalian, dan belajarlah faroidh (ilmu waris) karena sesungguhnya ia termasuk bagian dari agama kalian.” (Iqtidho Shirotil Mustaqim).

Penutup

Bahasa Arab adalah bahasa Agama Islam dan bahasa Al-Qur’an, seseorang tidak akan dapat memahami kitab dan sunnah dengan pemahaman yang benar dan selamat (dari penyelewengan) kecuali dengan bahasa Arab. Menyepelekan dan menggampangkan Bahasa Arab akan mengakibatkan lemah dalam memahami agama serta jahil (bodoh) terhadap permasalahan agama. Sungguh sangat ironis dan menyedihkan, sekolah-sekolah dinegeri kita, bahasa Arab tersisihkan oleh bahasa-bahasa lain, padahal mayoritas penduduk negeri kita adalah beragama Islam, sehingga keadaan kaum muslimin dinegeri ini jauh dari tuntunan Allah ta’ala dan Rasul-Nya. Maka seyogyanya anda sekalian wahai penebar kebaikan… mempunyai andil dan peran dalam memasyarakatkan serta menyadarkan segenap lapisan masyarakat akan pentingya bahasa Al Qur’an ini, dengan segala kemampuan yang dimiliki, semoga Allah menolong kaum muslimin dan mengembalikan mereka kepada ajaran Rasul-Nya yang shohih. Tiada daya dan kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah ta’ala. Segala puji hanyalah bagi Allah Tuhan semesta alam. *** sumber: badar.muslim.or.id http://studyarabic.blog.ugm.ac.id/2010/01/14/keutamaan-bahasa-arab/

Bahasa Arab, Adalah Bahasa Penghuni Surga?


PERTAMA : BAHASA ARAB FUSHA (ARAB FASIH) yaitu Bahasa Arab yang terdapat di dalam Al-Qur’an dan Hadits Nabi dan Atsar para Shahabat. Bahasa Arab Fusha ini juga biasa digunakan dalam penulisan kitab-kitab yang ditulis oleh para ulama salaf dan itu terus berlanjut sampai sekarang. Selain itu Bahasa Arab fusha ini juga biasa digunakan dalam bahasa pengantar resmi di kampus-kampus atau universitas-univeristas Islam di Timur Tengah. Jadi apabila kita faham Bahasa Arab secara baik dan benar, maka kita akan dapat membaca dan memahami secara baik dan benar kitab-kitab yang telah ditulis oleh para ulama tersebut. Dan ini tidak terbatas hanya pada membaca karangan mereka saja, mendengar dan berbicara langsung dengan siapapun apabila dia menggunakan Bahasa Arab fusha maka dia akan faham. Seandainya kita yang memahami Bahasa Arab dengan baik dan benar dapat berdiaolg lansung dengan Rasulullah SAW, para shahabatnya dan para ulama salaf yang telah lama wafat ratusan tahun (tapi ini mustahil dan tidak akan terjadi) pasti kita akan bisa saling memahami apa yang kita bicarakan; karena Bahasa Arab Fusha sampai saat ini tidak ada perubahan yang berarti sama sekali seperti halnya Bahasa Inggris atau Bahasa lainnya di dunia ini. KEDUA : BAHASA ARAB ‘AMIYAH (BAHASA ARAB PASARAN) yaitu Bahasa Arab yang biasa digunakan oleh orang masyarakat Arab dalam pergaulan sehari-hari mereka saat ini, tanpa kaidah ilmu nahwu, sharaf apalagi ilmu balaghah. Walaupun sebagian lafazh Bahasa Arab ‘amiyah aslinya dari Bahasa Arab fusha, namun karena pengucapannya yang capat dan disingkat jadilah dia Bahasa ‘Amiyah yang biasa digunakan dalam bahasa pergaulan sehari-hari Bahasa Arab ‘amiyah ini cakupannya sangat sempit dan terbantas hanya pada daerah tertentu saja. Misalnya orang Arab Saudi apabila berbicara dangan orang Mesir, Maroko, Yaman atau Negara-negara Arab lainnya dengan Bahasa ‘Amiyah mereka masing-masing, maka bisa dipastikan mereka tidak akan saling memahami pembicaraan. Seperti halnya di Indonesia bukannya ada banyak bahasa daerah, antara satu daerah dengan daerah lainnya memiliki bahasa daerah masing-masing yang apabila mereka berkumpul dan berbicara dengan menggunakan bahasa daerah mereka, maka tentunya tidak akan nyambung. Lain halnya dengan Bahasa Arab fusha, dia bisa digunakan di negara manapun. Bila mana kita berbicara dengan orang Amerika, Inggris, Spanyol, Thailand atau Negara lainnya di belahan dunia ini, maka kita akan bisa saling memami pembicaraa kita kalau yang mereka juga menggunaka Bahasa Arab fusha pula. Jadi di sini jelas bahwa Bahasa Arab yang digunakan sekarang ini sama dengan Bahasa Arab Al-Qur’an asalkan Bahasa Arab yang digunakan itu Bahasa Arab fusha dan sesuai dengan kaidah ilmu ahwu, sharaf dan balahgah. Namun kalau bapak membuka kamus Arab-Indonesia dalam mencari arti suatu kata atau kalimat maka bapak akan mendapati terjemahannya terkadang tidak pas. Mengapa demikian?, karena memang satu kata dalam Bahasa Arab dapat memiliki lebih dari satu arti, tergantung dari siyaqul kalam (bentuk dan sususan kalimatnya). Bagi para pemula dalam mempelajari Bahasa Arab memang tidak bisa meninggalkan kamus Arab-Indonesia atau Indonesia-Arab. Namun tetap tidak boleh lepas dari bimbingan sang guru. Idealnya dalam mencari arti dan maksud dari suatu kata Bahasa Arab kita menggunakan kamus Bahasa Arab yang yang berbahasa Arab pula seperti al-Mu’jamul Wasith. Sehingga ketika dia mencari maksud dan arti suatu kata maka dia akan mendapatkan lebih dari satu pengertian dan maknanya, bahkan di situ akan diberikan contoh-contoh penggunaan kata tersebut dalam beberapan susunan kalimat. BAHASA ARAB, BAHASA AKHIRAT, BAHASA PENGHUNI SORGA? Memang Bahasa yang digunakan oleh Rasulullah SAW dalam kehidupannya sehari adalah Bahasa Arab, karena beliau adalah orang Arab. Dalam menyampaikan hadits dan menceritakan kisah-kisah orang terdahulu dan peristiwa yang akan datang di kemudian hari, beliau mengungkapkannya dengan Bahasa Arab. Kemudian, apakah Bahasa Arab itu adalah Bahasa yang digunakan di akhirat? Memang ada hadits Rasulullah SAW yang berbunyi : “Cintailah orang Arab karena tiga hal; Karena aku adalah orang Arab, Al-Qur’an itu berbahasa Arab dan ucapan penduduk sorga adalah Bahasa Arab”. (HR. Hakim, Thabarani dan Baihaqi) Kalau hadits ini bisa dijadikan sandaran, maka benar adanya bahwa bahasa yang akan digunakan di sorga nanti adalah Bahasa Arab. Namun banyak para Ahli Hadits yang menilai hadits ini dha’if bahkan sampai ke tingkat hadits Maudhu’ (palsu) karena ada perawi hadits ini yang dianggap lemah dan bahkan pembohong. Imam Dzahabi menyebutkan dalam ringkasan kitab al-Mustadrak : Saya kira hadits ini lemah”. Ibnu Al-Jauzi menyebutkan hadits ini dalam kita al-Maudhu’at (kumpulan hadits-hadits palsu) Namun demikian Bahasa Arab adalah Bahasa termulia karena dia adalah Bahasa Al-Qur’anul Karim, Bahasa yang digunakan untuk kitab termulia. BELAJAR AL-QUR’AN MENGIKUTI BACAAN DARI CD, BOLEH? Sebenarnya boleh saja belajar membaca Al-Qur’an dengan mengikuti bacaan dari CD, kaset, video atau yang semisalnya. Akan tetapi jangan sampai segala sarana yang ada ini dijadikan satu-satu guru dalam belajar Al-Qur’an. Karena belajar Al-Qur’an yang benar adalah harus dengan guru yang mengajari dan membimbingnya. Dia dapat memperbaikinya bila mana sang murid keliru dalam membaca dan melafazhkan ayat-ayat Al-Qur’an. Karena dengan talaqqi dan musyafaha (menerima pelajaran dengan berhadapan langsung) kepada guru inilah cara yang paling benar. Sebagaimana para Ahlul Qur’an bertalaqqi langsung kepada gurunya, gurungya bertalaqqi kepada gurunya lagi sampai kepada para qari’ dari kalangan Tabi’in, kemudian mereka bertalaqqi kepada qari’ dari kalangan Shahabat RA, kemudian mereka bertalaqqi langsung kepada Rasulullah SAW. Rasulullah SAW bertalaqqi kepada Malaikat Jibril dan malaikat jibril menerima Al-Qur’an dari Allah SWT. Jadi silahkan memilih bacaan salah seorang Imam/Qari’ terkenal dari Timur Tengah, yang tilawahnya tersebar di seluruh dunia dan cenderung diminati lagunya dalam membaca Al-Qur’an, seperti Syaikh Mahmud Khalil Al-Hushari, Syaikh Muhammad Siddiq Al-Minsyawi, Syaikh Abdullah bin Ali Bashfar, Syaikh Abdurrahman Al-Hudzaifi, Syaikh Su’ud Syuraim, Syaikh Abdurrahman Al-Sudais, Syaikh Misyari Rasyid, Syaikh Hani Rifa’I, Syaikh Sa’d Al-Ghamidi dll. Sumber :http://4nak1ndonesia.wordpress.com/2010/10/25/bahasa-arab-bahasa-penghuni-surga/

Kamis, 04 Oktober 2012

Bahasa Arab Klasik dan Modern

PENDAHULUAN Berbicara tentang bahasa tidak luput dari sebuah masyarakat yang menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi antara mereka, sehingga ketika kita membahas mengenai bahasa, baik itu bahasa Arab, Indonesia, Inggris dll kita tidak bisa terlepas dari masyarakat yang ada, ada juga yang mengatakan bahwa hubungan antara bahasa dan masyarakat sangat erat dan sangat membutuhkan satu sama lain. Kita telah mengkaji bersama mengenai bahasa Arab secara bersama dikelas, tetapi pada makala saya ini saya mencoba membahas atau mengkaji bahasa Arab secara lebih dalam lagi. Pada kesempatan ini juga dalam makalah ini akan dijelaskan juga mengenai; 1. Apa yang dimaksud dengan bahasa Arab? 2. Bahasa Arab klasik? 3. Bahasa Arab modern? PEMBAHASAN A. Bahasa Arab[1] 1. Apa Itu Bahasa Arab? Bahasa Arab (اللغة العربية al-lughah al-‘Arabīyyah), atau secara mudahnya Arab (عربي ‘Arabī), adalah sebuah bahasa Semitik yang muncul dari daerah yang sekarang termasuk wilayah Arab Saudi. Bahasa ini adalah sebuah bahasa yang terbesar dari segi jumlah penutur dalam keluarga bahasa Semitik. Bahasa ini berkerabat dekat dengan bahasa Ibrani dan bahasa Aram. Bahasa Arab Modern telah diklasifikasikan sebagai satu makrobahasa dengan 27 sub-bahasa dalam ISO 639-3. Bahasa-bahasa ini dituturkan di seluruh Dunia Arab, sedangkan Bahasa Arab Baku diketahui di seluruh Dunia Islam. 2. Pengaruh Arab Pada Bahasa Lain Seperti dengan bahasa Eropa lain, banyak kata-kata Inggris diserap dari bahasa Arab, selalunya melalui bahasa Eropa lainnya, terutamanya Spanyol dan Italia, di kalangan mereka kosa kata setiap hari seperti "gula" (sukkar), "kapas" (quṭn) atau "majalah" (makhzen). Kata paling dikenali seperti "algebra", "alkohol" dan "zenith".[2] Pengaruh Arab telah menjadi paling mendalam dimana pada negara yang dikuasai oleh Islam atau kuasa Islam. Arab adalah sumber kosa kata utama untuk bahasa yang berbagai seperti bahasa Berber, Kurdi, Parsi, Swahili, Urdu, Hindi, Turki, Melayu, dan Indonesia, baik juga seperti bahasa lain di negara di mana bahasa ini adalah dituturkan. Contohnya perkataan Arab untuk buku /kita:b/ digunakan dalam semua bahasa yang disenaraikan, selain dari Melayu dan Indonesia (dimana ia spesifiknya bermaksud "buku agama"). Istilah jarak pinjaman dari terminologi agama (seperti Berber taẓallit "sembahyang" (solat), istilah akademik (seperti Uighur mentiq "logik"), barang ekonomik kata hubung (seperti Urdu lekin "but".) Kebanyakan aneka Berber (seperti Kabyle), bersama dengan Swahili, pinjam sesetengah bilangan dari Arab. Kebanyakan istilah agama yang digunakan oleh Muslim seluruh dunia adalah pinjaman terus dari Arab, seperti solat 'sembahyang' dan imam 'ketua sembahyang'. Dalam bahasa yang tidak terus dalam perhubungan dengan Dunia Arab, kata pinjaman Arab selalu diperantarakan oleh bahasa lain berbanding dari menjadi dipindahkan terus dari Arab; contohnya, kebanyakan kata pinjama Arab dalam Urdu dimasukkan melalui Parsi, dan banyak kata pinjaman Arab yang lebih tua dalam Hausa telah dipinjam dari Kanuri. 3. Vokal Bahasa Arab memiliki tiga abjad vokal, yaitu: a [ɛ̈],i [ɪ], u [ʊ]. Selain itu bahasa Arab juga memiliki dua diftong. 4. Konsonan Berikut ini penjelasan tentang konsonan dalam Bahasa Arab: 1. [ʤ] kadang disebut [ɡ] di Mesir dan Yaman Selatan. Di daerah Afrika Utara dan di Syam diucapkan menjadi [ʒ]. 2. /l/ diucapkan [lˁ] hanya dalam kata Allah 3. /ʕ/ biasanya sebagai akhiran fonetik Bahasa Arab juga memiliki penekanan, yang disebut tashdid. Penekanan tashdid hanya terjadi di konsonan. Sementara itu, penekanan pada huruf vokal juga terjadi, disebut harkat panjang. Seperti misalnya pada kata KAA-tib (penulis), terjadi penekanan pada huruf vokal, yaitu pemanjangan harkat. Lalu, contoh lainnya yaitu, ma-JAL-LA (majalah), terjadi penekanan pada huruf "La" dimana la merupakan konsonan, dan mendapat penekanan dobel tashdid. 5 Tata Bahasa Kata benda dalam bahasa Arab dibagi tiga macam yaitu nominatif, akusatif, dan genitif. Bahasa Arab juga memiliki tiga tingkat perbandingan; juga dua jenis kelamin dan tiga keadaan (lampau, sekarang, masa depan, dan perintah). Kata kerja dalam bahasa Arab dibagi sesuai sudut pandang, jenis kelamin dan jumlah. Sementara itu, kata sifat atau adjektiva dalam bahasa Arab dibagi sesuai dengan jumlah, jenis kelamin dan keadaaan. Kata ganti dalam bahasa Arab terbagi sesuai jenis kelamin dan jumlah. 6 Sistem Penulisan Abjad Arab yang terkadang disebut abjad hija'iyah, berasal dari aksara Aramaik (dari bahasa Syria dan Nabatea), dimana abjad Aram terlihat kemiripannya dengan abjad Koptik dan Yunani. Terlihat perbedaan penulisan antara Magribi dan Timur Tengah. Diantaranya adalah penulisan huruf qaf dan fa. Di Maghribi, huruf qaf dan fa dituliskan dengan memiliki titik dibawah dan satu titik diatasnya B. Bahasa Arab Klasik[3] Bahasa Arab telah dipergunakan di jazirah Arabia untuk kurun waktu sedikitnya 2000 tahun. Bahasa Arab Klasik adalah bahasa formal yang dipergunakan di kawasan Hejaz sekitar 1500 tahun yang lalu. Catatan tertulis yang berkaitan dengan penggunaan bahasa Arab klasik sampai saat ini masih terdapat, termasuk di dalamnya syair-syair Arab yang amat terkenal pada masa pra islam (600 AD). Al-Quran pun diturunkan dalam bahasa Arab klasik tersebut, hal yang menjadi alasan utama mengapa bahasa ini dapat menjaga keasliannya sepanjang abad .Bangsa Arab menyadari betul bahwa bahasa Arab klasik ini merupakan bagian penting dari kebudayaan mereka. Sepanjang sejarah Islam bahasa Arab Klasik ini merupakan bahasa resmi negara, yang dipergunakan di dunia peradilan tinggi, birokrasi dan pendidikan. Kesusasteraan Arab pun tertuang sebagian besar dalam bahasa Arab klasik (fasih). Dan penguasaan bahasa Arab klasik dan penyampainnya dalam bentuk tulisan dan percakapan akan selalu mengundang penghormatan dan rasa kagum. C. Bahasa Arab Modern Bahasa Arab Modern berasal dari Bahasa Arab Klasik yang telah menjadi bahasa kesusasteraan dan bahasa liturgi Islam sejak lebih kurang abad ke-6. Abjad Arab ditulis dari kanan ke kiri. Bahasa Arab telah memberi banyak kosakata kepada bahasa lain dari dunia Islam, sama seperti peranan Latin kepada kebanyakan bahasa Eropa. Semasa Abad Pertengahan bahasa Arab juga merupakan alat utama budaya, terutamanya dalam sains, matematik adan filsafah, yang menyebabkan banyak bahasa Eropa turut meminjam banyak kata darinya. Bahasa Arab standard modern (MSA), sebagaimana namanya menunjukkan, baha bahasa ini merupakan counterpart yang setara dengan bahasa klasik Arab tersebut diatas, dan merupakan bahasa resmi dari 22 negara Arab, baik untuk percakapan maupun tulisan. Perbedaan yang utama antara MSA dan Klasikal Arab hanya terletak pada perkembangan perbendaharaan kata, dimana dalam bahas Arab modern perbendaharaan kata mengiringi perkembangan jaman, sedang pada klasik Arab mengacu pada adat kebiasaan lama.Kadang timbul berbagai pertanyaan mengenai bahasa Arab itu sendiri yang antara lain yaitu[4]: a. Apakah bahasa Arab yang dipergunakan di dunia Arab itu sama? Sekalipun bahasa Arab modern merupakan bahasa resmi yang dijadikan media dalam pertukaran informasi cetak maupun percaturan resmi kenegaraan, namun dipergunakan juga bahasa Arab dengan dialek khusus dalam percakapan sehari hari. Bahasa Arab adalah bahasa percakapan yang amat fleksible. Sekalipun semua dialee tersebut mengacu pada sumber awalnya yang itu bahasa Arab klasik dan percakapan yang mengacu pada bahasa Arab fasih ini, namun perkembangan dari pada bahasa sehari hari ini tidak bergantung pada akidah kaidah bahasa yang ada dalam bahasa Arab klasik, bahwa namun demikian berapa banyaknya pun bahasa sehari hari ini tetapi akarnya adalah sama. b. Apakah yang dimaksud dengan disglossia? Jika dua bahasa atau dua jenis penggunaan bahasa dari akar yang sama seiring sejalan selama bertahun tahun. maka setiap jenis bahasa mempunyai fungsinya masing masing, dan inilah yang disebut sebagai diglossia tersebut diatas, yang juga merupakan suatu hal yang terjadi di dunia Arab. Bahasa Arab modern (MSA) seiring sejalan penggunaannya dengan bahasa Arab sehari-hari.Akan tetapi fungsi atau peran masing masing sangatlah jelas. Bahasa Arab modern berperan sebagai bahasa resmi dan bahasa kebudayaan, seperti misalnya dipergunakan sebagai bahasa pengantar pembelajaran, pidato dihadapan umum, upacara keagamaan, dan bahasa yang dipergunakan di media cetak mampun elektronika, disamping itu terdapat bahasa Arab sehari hari yang dipergunakan untuk hal hal non formal c. Adakah bahasa Arab modern selalu tumpang tindih dengan bahasa Arab colloquial? Ya seringkali memang begitu, dan kita akan sulit melihat dalam kenyataan sehari hari salah satu jenis bahasa tersebut dipergunakan secara exlusive, seperti misalnya. MSA dipergunakan secara resmi dalam pidato atau interview. Bahwa namun demikian sebesar apapun persiapan yang dipersiapkan untuk suatu pidato dalam kaitan dengan tanya jawab umpannya, penggunaan bahasa sehari-hari (colloqial) selalu saja dipergunakan di saat saat resmi seperti ini. Seberapa banyak perbandingan penggunaan MSA dan bahasa colloqial , sangat bergantung pada sang pembicara, topik pembicaraan,dan tentu saja situasi dimana dia berbicara. Lebih daripada itu, pendidikan umum diantaranya melalui mass media telah di perkenalkan secara ajeg MSA oleh masyarakat berpendidikan tinggi kepada mereka yang lebih rendah pendidikannya, sehingga sangatlah sulit bagi kita untuk mencari orang Arab yang dalam pembicaraanya sehari hari sama sekali tidak dipengaruhi oleh bahasa Arab modern tersebut (MSA) d. Bahasa Arab dialek apakah yang utama? Sekalipun bahasa Arab modren (MSA) merupakan bahasa yang dipergunakan secara resmi oleh semua negara Arab, akan tetapi banyak bahasa Arab dialek yang juga dipergunakan dan jenisnya bermama mamac seiring dengan perbedaan kawasan geograpi, dan tentunya negara dimana bahasa itu diperguanakan, Sebagai misal banyak perbedaan anta dialek yang dipergunakan di kawaasan timur yaitu semenanjung Arab dan kawasan barat di kawasan afrika utara. Dialek Arab i timur tengah bisa diklasifikasikan sebagai berikut dibawah ini : · Dialek Mesir dan Sudan · Dialek semenanjung Arab · Dialek Ayria, Libanon dan Palestina · Dialek Irak · Dialek Maroko, Aljazair, Tunisia dan lybia bagian barat Dengan berbagai rupa faktor yang mempengaruhi dialek tersebut, diantaranya adalah jumlah penghuni kawasan, perbedaan lokasi, dan peringkat pendidikan e. Apakah dengan dialeknya masing masing orang Arab bisa saling berkomunikasi? Orang orang Arab dengan bahasa dialeknya masing masing bisa berkomunikasi dengan baik menggunakan dialeknya masing masing, akan tetapi untuk mendapatkan pemahaman yang sempurna antara masing masing pihak dengan dialeknya, sangat bergantung pada dua faktor tersebut dibawah ini : i. letak geografis dimana dialek tersebut dipegunakan ii. Tingkat pengenalan masing dialek Berdasarkan dua faktor tersebut diata, maka orang aljazair dengan dialeknya akan mengalami kesulitan berkomunikasi dengan orang Saudi, dibandingkan jika mereka berkomunikasi dengan orang Tunis, karena Aljazair lebih dekat letaknya dengan Tunis daripada dengan Saudi Arabia. Berkaitan dengan faktor kedua maka apapun dialek yang dipergunakan di berbagai kawasan dunia Arab tak seorangpun yang tidak mengerti dialek Mesir, karena seringnya di perkenalkan melalui media TV, film dan dokumentasi lainnya f. Haruskah anda belajar MSA atau bahasa Arab dialek atau kedua duanya? Sebelum memutuskan untuk mengikuti pembelajaran, tentunya anda harus memilih bahasa apakah yang akan anda pelajari berdasar pada tujuan anda masing masing, jika anda berminat untuk memahami buku-buku, media dan atau akan menggunakannya untuk hal hal yang sifatnya resmi maka Modern standard Arabic lah pilihan anda yang tepat, namun jika anda menginginkannya hanya sebagai alat untuk berkomunikasi dengan orang umum, maka Colloqial Arabic sudahlah cukup untuk anda. Akan tetapi ada satu hal yang penting untuk diketahui bahwa MSA adalah dasar utama bagi pengetahuan anda akan bahasa Arab dan dengan demikain anda akan lebih mudah menguasai dialek Arabic, karena disana sini banyak hal yang beriakiat erat dengan MSA [5] g. Dialek manakah yang seharusnya dipelajari oleh orang asing? Jika anda telah tahu sebelumnya kemana hendak pergi ke negeri Arab, maka dialek kawasan tersebutlah yang harus anda pelajari.bahwa namun demikian jika belum diputuskan, maka sangatlah bijak jika anda memperlajari satu dialek Arab, dan yang sangat dikenal diseluruh dunia Arab adalah dialek mesir h. Masuk dalam rumpun bahasa manakah bahasa Arab itu ? Bahasa Arab merupakan salah satu bahasa semit dan masuk dalam rumpun bahasa Afro-Asiatic Tulisan huruf Arab pertama didunia ditemukan dalam peninggalan sejarah batu bertulis di Nemara Syria. dan ejak tahun 328 AD, beberapa penghuni semenanjung Arab telah menggunakan bahasa Arab dengan berbagai dialek KESIMPULAN Pada makalah di atas kita telah saya telah mencoba menjelaskan mengenai berbagai hal yang terkait dengan bahasa, baik yang terkait dengan apa yang dimaksud dengan bahasa arab itu sendiri, bahasa arab klasik, bahasa arab modern dan sedikit ulasan tentang itu semua. Bahasa Arab merupakan sebuah bahasa Semitik yang muncul dari daerah yang sekarang termasuk wilayah Arab Saudi. Bahasa ini adalah sebuah bahasa yang terbesar dari segi jumlah penutur dalam keluarga bahasa Semitik. Bahasa ini berkerabat dekat dengan bahasa Ibrani dan bahasa Aram. Bahasa Arab Modern telah diklasifikasikan sebagai satu makrobahasa dengan 27 sub-bahasa dalam ISO 639-3. Bahasa-bahasa ini dituturkan di seluruh Dunia Arab, sedangkan Bahasa Arab Baku diketahui di seluruh Dunia Islam. Bahasa Arab Klasik adalah bahasa formal yang dipergunakan di kawasan Hejaz sekitar 1500 tahun yang lalu. Bahasa Arab Modern berasal dari Bahasa Arab Klasik yang telah menjadi bahasa kesusasteraan dan bahasa liturgi Islam sejak lebih kurang abad ke-6. Abjad Arab ditulis dari kanan ke kiri. Jadi dengan pembahasan mengenai bahasa arab diatas kita mengetahui bahwa bahasa arab memliki dua fase dalam perkembangannya.

DAFTAR PUSTAKA Al-Wasilah, Chaedar. 1993. Linguistik. Bandung: Angkasa. Oka.I.G.N. dan Suparno. 1994. Linguistik Umum. Jakarta: Dikti. Tammam, Hassan. 1979. Al-Lughah al-‘Arabiyyah. Kairo: AlHayat Mishriyyah al- Ammah. http://www.arabacademy.com/cgi-bin/l...rses/faq_i.htm Catatan: [1] Tammam, Hassan. 1979. Al-Lughah al-‘Arabiyyah. Kairo: AlHayat Mishriyyah al- Ammah. [2] Al-Wasilah, Chaedar. 1993. Linguistik. Bandung: Angkasa. [3] http://www.arabacademy.com/cgi-bin/l...rses/faq_i.htm [4] Tammam, Hassan. 1979. Al-Lughah al-‘Arabiyyah. Kairo: AlHayat Mishriyyah al- Ammah. [5] http://www.arabacademy.com/cgi-bin/l...rses/faq_i.htm [6] http://ukonpurkonudin.blogspot.com/2011/07/pendahuluan-berbicara-tentang-bahasa.html

Kamis, 19 Juli 2012

Bukan Syair Cinta


Cinta adalah bahasa jiwa yang selalu lain berbicara
Ia takkan bertahan dalam satu tempat yang sama
Tetapi ia selalu ada dan tak ada
Datang dan pergi begitu saja
Selalu mengalir menuju tempat-tempat yang rendah ku rasa
Tempat-tempat yang masih kosong nan hampa
Ia akan selalu mengisi sesuatu yang sepi tak berupa
Hilang bentuk, hilang rasa tak berdaya
Menyalurkan kekuatan kepada yang lemah jadi perkasa
Cahayanya tak telihat dengan sekedar membuka mata
Cahayanya bersinar dibalik kegulitaan yang nyata
Saat cahaya kepala bersinar merta merajalela
Cahaya hati akan mulai masuk dalam gelap gulita
Saat cahaya hati bersinar merta
Cahaya kepala menyatu dan melebur denganya
Menembus dari lembah lembah hati manusia
Mengalirlah ia menuju harapan yang maha kuasa


sumber,http://ukonpurkonudin.blogspot.com/2010/02/bikan-syair-cinta.html

Kode warna yang terpilih :

Get it

INOVASI PEMBELAJARAN BAHASA ARAB


Belajar Bahasa Arab (asing) berbeda dengan belajar bahasa ibu, oleh karena itu prinsip dasar pengajarannya harus berbeda, baik menyangkut metode (model pengajaran), materi maupun proses pelaksanaan pengajarannya. Bidang keterampilan pada penguasaan Bahasa Arab meliputi :



1. Kemampuan menyimak (listening competence/mahaarah al– Istima’)
2. Kemampuan berbicara (speaking competence/mahaarah al-kalaam)
3. Kemampuan membaca (reading competence/mahaarah al-qira’ah)
4. Kemampuan menulis (writing competence/mahaarah al - Kitaabah).

Setiap anak manusia pada dasarnya mempunyai kemampuan untuk menguasai setiap bahasa, walaupun dalam kadar dan dorongan yang berbeda. Adapun diantara perbedaan-perbedaan tersebut adalah tujuan-tujuan pengajaran yang ingin dicapai, kemampuan dasar yang dimiliki, motivasi yang ada di dalam diri dan minat serta ketekunannya.

1.Tujuan Pengajaran Belajar bahasa ibu (bahasa bawaan) merupakan tujuan yang hidup, yaitu sebagai alat komunikasi untuk mencapai sesuatu yang diinginkan dalam hidupnya, oleh karena itu motivasi untuk belajarnya sangat tinggi. Sementara itu belajar bahasa asing, seperti bahasa Arab (bagi non Arab), pada umunya mempunyai tujuan sebagai alat komunikasi dan ilmu pengetahuan (kebudayaan). Namun bahasa asing tidak dijadikan sebagai bahasa hidup sehari-hari, oleh karena itu motivasi belajar Bahasa Arab lebih rendah daripada bahasa ibu. Padahal besar kecilnya motivasi belajar Bahasa Arab mempengaruhi hasil yang akan dicapai.

2.Kemampuan dasar yang dimiliki Ketika anak kecil belajar bahasa ibu, otaknya masih bersih dan belum mendapat pengaruh bahasa-bahasa lain, oleh karena itu ia cenderung dapat berhasil dengan cepat. Sementara ketika mempelajari Bahasa Arab, ia telah lebih dahulu menguasai bahasa ibunya, baik lisan, tulis, maupun bahasa berpikirnya. Oleh karena itu mempelajari bahasa Arab tentu lebih sulit dan berat, karena ia harus menyesuaikan sistem bahasa ibu kedalam sistem bahasa Arab, baik sistem bunyi, struktur kata, struktur kalimat maupun sistem bahasa berpikirnya.


B. Prinsip-prinsip dalam Pembelajaran Bahasa Arab (asing)

Ada lima prinsip dasar dalam pengajaran bahasa Arab asing, yaitu prinsip prioritas dalam proses penyajian, prinsip koreksitas dan umpan balik, prinsip bertahap, prinsip penghayatan, serta korelasi dan isi;

a. Prinsip prioritas

Dalam pembelajaran Bahasa Arab, ada prinsip-prinsip prioritas dalam penyampaian materi pengajaran, yaitu; pertama, mengajarkan, mendengarkan, dan bercakap sebelum menulis. Kedua, mengakarkan kalimat sebelum mengajarkan kata. Ketiga, menggunakan kata-kata yang lebih akrab dengan kehidupan sehari-hari sebelum mengajarkan bahasa sesuai dengan penutur Bahasa Arab.

1) Mendengar dan berbicara terlebih dahulu daripada menulis.

Prinsip ini berangkat dari asumsi bahwa pengajaran bahasa yang baik adalah pengajaran yang sesuai dengan perkembangan bahasa yang alami pada manusia2, yaitu setiap anak akan mengawali perkembangan bahasanya dari mendengar dan memperhatikan kemudian menirukan. Hal itu menunjukkan bahwa kemampuan mendengar/menyimak harus lebih dulu dibina, kemudian kemampuan menirukan ucapan, lalu aspek lainnya seperti membaca dan menulis. Ada beberapa teknik melatih pendengaran/telinga,yaitu:

2) Guru bahasa asing (Arab) hendaknya mengucapkan kata-kata yang beragam, baik dalam bentuk huruf maupun dalam kata. Sementara peserta didik menirukannya di dalam hati secara kolektif.

3) Guru bahasa asing kemudian melanjutkan materinya tentang bunyi huruf yang hampir sama sifatnya. Misalnya: ه – ح - ء - ع س– ش, ز – ذ dan seterusnya.

4) Selanjutnya materi diteruskan dengan tata bunyi yang tidak terdapat di dalam bahasa ibu (dalam hal ini bahasa indonesia, -edt) peserta didik, seperti: خ, ذ, ث, ص, ض dan seterusnya. Adapun dalam pengajaran pengucapan dan peniruan dapat menempuh langkah-langkah berikut:

· Peserta didik dilatih untuk melafalkan huruf-huruf tunggal yang paling mudah dan tidak asing, kemudian dilatih dengan huruf-huruf dengan tanda panjang dan kemudian dilatih dengan lebih cepat dan seterusnya dilatih dengan melafalkan kata-kata dan kalimat dengan cepat. Misalnya : بى, ب, با, بو dan seterusnya.

· Mendorong peserta didik ketika proses pengajaran menyimak dan melafalkan huruf atau kata-kata untuk menirukan intonasi, cara berhenti, maupun panjang pendeknya.


5) Mengajarkan kalimat sebelum mengajarkan bahasa

Dalam mengajarkan struktur kalimat, sebaiknya mendahulukan mengajarkan struktur kalimat/nahwu, baru kemudian masalah struktur kata/sharaf. Dalam mengajarkan kalimat/jumlah sebaiknya seorang guru memberikan hafalan teks/bacaan yang mengandung kalimat sederhana dan susunannya benar.

Oleh karena itu, sebaiknya seorang guru bahasa Arab dapat memilih kalimat yang isinya mudah dimengerti oleh peserta didik dan mengandung kalimat inti saja, bukan kalimat yang panjang (jika kalimatnya panjang hendaknya di penggal – penggal). Contoh: اشتريت سيارة صغيرة بيضاء مستعملة مصنوعة في اليا بان Kemudian dipenggal - penggal menjadi : اشتريت سيارة اشتريت سيارة صغيرة اشتريت سيارة صغيرة بيضاء Dan seterusnya..

b. Prinsip korektisitas (الدقة) Prinsip ini diterapkan ketika sedang mengajarkan materi الأصوات (fonetik), التراكب (sintaksis), dan المعانى (semiotic). Maksud dari prinsip ini adalah seorang guru bahasa Arab hendaknya jangan hanya bisa menyalahkan pada peserta didik, tetapi ia juga harus mampu melakukan pembetulan dan membiasakan pada peserta didik untuk kritis pada hal-hal berikut: Pertama, korektisitas dalam pengajaran (fonetik). Kedua, korektisitas dalam pengajaran (sintaksis). Ketiga, korektisitas dalam pengajaran (semiotic).

a.Korektisitas dalam pengajaran fonetik Pengajaran aspek keterampilan ini melalui latihan pendengaran dan ucapan. Jika peserta didik masih sering melafalkan bahasa ibu, maka guru harus menekankan latihan melafalkan dan menyimak bunyi huruf Arab yang sebenarnya secara terus-menerus dan fokus pada kesalahan peserta didik5.

b.Korektisitas dalam pengajaran sintaksis Perlu diketahui bahwa struktur kalimat dalam bahasa satu dengan yang lainnya pada umumnya terdapat banyak perbedaan. Korektisitas ditekankan pada pengaruh struktur bahasa ibu terhadap Bahasa Arab. Misalnya, dalam bahasa Indonesia kalimat akan selalu diawali dengan kata benda (subyek), tetapi dalam bahasa Arab kalimat bisa diawali dengan kata kerja ( فعل ).

c.Korektisitas dalam pengajaran semiotik Dalam bahasa Indonesia pada umumnya setiap kata dasar mempunyai satu makna ketika sudah dimasukan dalam satu kalimat. Tetapi, dalam bahasa Arab, hampir semua kata mempunyai arti lebih dari satu, yang lebih dikenal dengan istilah mustarak (satu kata banyak arti) dan mutaradif (berbeda kata sama arti). Oleh karena itu, guru bahasa Arab harus menaruh perhatian yang besar terhadap masalah tersebut. Ia harus mampu memberikan solusi yang tepat dalam mengajarkan makna dari sebuah ungkapan karena kejelasan petunjuk. 

Prinsip Berjenjang ( التدرج) Jika dilihat dari sifatnya, ada 3 kategori prinsip berjenjang,

Yaitu: pertama, pergeseran dari yang konkrit ke yang abstrak, dari yang global ke yang detail, dari yang sudah diketahui ke yang belum diketahui. Kedua, ada kesinambungan antara apa yang telah diberikan sebelumnya dengan apa yang akan ia ajarkan selanjutnya. Ketiga, ada peningkatan bobot pengajaran terdahulu dengan yang selanjutnya, baik jumlah jam maupun materinya. 

a. Jenjang Pengajaran mufrodat Pengajaran kosa kata hendaknya mempertimbangkan dari aspek penggunaannya bagi peserta didik, yaitu diawali dengan memberikan materi kosa kata yang banyak digunakan dalam keseharian dan berupa kata dasar. Selanjutnya memberikan materi kata sambung. Hal ini dilakukan agar peserta didik dapat menyusun kalimat sempurna sehingga terus bertambah dan berkembang kemampuannya.

b. Jenjang Pengajaran Qowaid (Morfem) Dalam pengajaran Qowaid, baik Qowaid Nahwu maupun Qowaid Sharaf juga harus mempertimbangkan kegunaannya dalam percakapan/keseharian. Dalam pengajaran Qawaid Nahwu misalnya, harus diawali dengan materi tentang kalimat sempurna (Jumlah Mufiidah), namun rincian materi penyajian harus dengan cara mengajarkan tentang isim, fi’il, dan huruf.

c. Tahapan pengajaran makna ( دلالة المعانى) Dalam mengajarkan makna kalimat atau kata-kata, seorang guru bahasa Arab hendaknya memulainya dengan memilih kata-kata/kalimat yang paling banyak digunakan/ditemui dalam keseharian meraka. Selanjutnya makna kalimat lugas sebelum makna kalimat yang mengandung arti idiomatic. Dilihat dari teknik materi pengajaran bahasa Arab, tahapan-tahapannya dapat dibedakan sebagai berikut: pertama, pelatihan melalui pendengaran sebelum melalui penglihatan. Kedua, pelatihan lisan/pelafalan sebelum membaca. Ketiga, penugasan kolektif sebelum individu. Langkah-langkah aplikasi ( الصلابة والمتا نة) Ada delapan langkah yang diperlukan agar teknik diatas berhasil dan dapat terlaksana, yaitu:

1) Memberikan contoh-contoh sebelum memberikan kaidah gramatika, karena contoh yang baik akan menjelaskan gramatika secara mendalam daripada gramatika saja.

2) Jangan memberikan contoh hanya satu kalimat saja, tetapi harus terdiri dari beberapa contoh dengan perbedaan dan persamaan teks untuk dijadikan analisa perbandingan bagi peserta didik.

3) Mulailah contoh-contoh dengan sesuatu yang ada di dalam ruangan kelas/media yang telah ada dan memungkinkan menggunakannya.

4) Mulailah contoh-contoh tersebut dengan menggunakan kata kerja yang bisa secara langsung dengan menggunakan gerakan anggota tubuh.

5) Ketika mengajarkan kata sifat hendaknya menyebutkan kata-kata yang paling banyak digunakan dan lengkap dengan pasangannya. Misalnya hitam-putih, bundar-persegi.

6) Ketika mengajarkan huruf jar dan maknanya, sebaiknya dipilih huruf jar yang paling banyak digunakan dan dimasukkan langsung ke dalam kalimat yang paling sederhana. Contoh Jumlah ismiyyah: الكتاب في الصندوق, Contoh jumlah fi’iliyah : خرج الطاب من الفصل

7) Hendaknya tidak memberikan contoh-contoh yang membuat peserta didik harus meraba-raba karena tidak sesuai dengan kondisi pikiran mereka.

8) Peserta didik diberikan motivasi yang cukup untuk berekspresi melalui tulisan, lisan bahkan mungkin ekspresi wajah, agar meraka merasa terlibat langsung dengan proses pengajaran yang berlangsung.


C. Metode Pengajaran Bahasa Arab

Ibnu khaldun berkata, “Sesungguhnya pengajaran itu merupakan profesi yang membutuhkan pengetahuan, keterampilan, dan kecermatan karena ia sama halnya dengan pelatihan kecakapan yang memerlukan kiat, strategi dan ketelatenan, sehingga menjadi cakap dan professional.” Penerapan metode pengajaran tidak akan berjalan dengan efektif dan efisien sebagai media pengantar materi pengajaran bila penerapannya tanpa didasari dengan pengetahuan yang memadai tentang metode itu. Sehingga metode bisa saja akan menjadi penghambat jalannya proses pengajaran, bukan komponen yang menunjang pencapaian tujuan, jika tidak tepat aplikasinya. Oleh karena itu, penting sekali untuk memahami dengan baik dan benar tentang karakteristik suatu metode. Secara sederhana, metode pengajaran bahasa Arab dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu: pertama, metode tradisional/klasikal dan kedua, metode modern.

Metode pengajaran bahasa Arab tradisional adalah metode pengajaran bahasa Arab yang terfokus pada “bahasa sebagai budaya ilmu” sehingga belajar bahasa Arab berarti belajar secara mendalam tentang seluk-beluk ilmu bahasa Arab, baik aspek gramatika/sintaksis (Qowaid nahwu), morfem/morfologi (Qowaid as-sharf) ataupun sastra (adab). Metode yang berkembang dan masyhur digunakan untuk tujuan tersebut adalah Metode qowaid dan tarjamah. Metode tersebut mampu bertahan beberapa abad, bahkan sampai sekarang pesantren-pesantren di Indonesia, khususnya pesantren salafiah masih menerapkan metode tersebut. Hal ini didasarkan pada hal-hal sebagai berikut: Pertama, tujuan pengajaran bahasa arab tampaknya pada aspek budaya/ilmu, terutama nahwu dan ilmu sharaf. Kedua kemampuan ilmu nahwu dianggap sebagai syarat mutlak sebagai alat untuk memahami teks/kata bahasa Arab klasik yang tidak memakai harakat, dan tanda baca lainnya. Ketiga, bidang tersebut merupakan tradisi turun temurun, sehingga kemampuan di bidang itu memberikan “rasa percaya diri (gengsi) tersendiri di kalangan mereka”.

Metode pengajaran bahasa Arab modern adalah metode pengajaran yang berorientasi pada tujuan bahasa sebagai alat. Artinya, bahasa Arab dipandang sebagai alat komunikasi dalam kehidupan modern, sehingga inti belajar bahasa Arab adalah kemampuan untuk menggunakan bahasa tersebut secara aktif dan mampu memahami ucapan/ungkapan dalam bahasa Arab. Metode yang lazim digunakan dalam pengajarannya adalah metode langsung (tariiqah al - mubasysyarah). Munculnya metode ini didasari pada asumsi bahwa bahasa adalah sesuatu yang hidup, oleh karena itu harus dikomunikasikan dan dilatih terus sebagaimana anak kecil belajar bahasa.

1. Metode Qowa’id dan tarjamah (Tariiqatul al Qowaid Wa Tarjamah)

Penerapan metode ini lebih cocok jika tujuan pengajaran bahasa Arab adalah sebagai kebudayaan, yaitu untuk mengetahui nilai sastra yang tinggi dan untuk memiliki kemampuan kognitif yang terlatih dalam menghafal teks-teks serta memahami apa yang terkandung di dalam tulisan-tulisan atau buku-buku teks, terutama buku Arab klasik11. Ciri metode ini adalah:

Peserta didik diajarkan membaca secara detail dan mendalam tentang teks-teks atau naskah pemikiran yang ditulis oleh para tokoh dan pakar dalam berbagai bidang ilmu pada masa lalu baik berupa sya’ir, naskah (prosa), kata mutiara (alhikam), maupun kiasan-kiasan (amtsal).

a. Penghayatan yang mendalam dan rinci terhadap bacaan sehingga peserta didik memiliki perasaan koneksitas terhadap nilai sastra yang terkandung di dalam bacaan. (bahasa Arab - bahasa ibu).

b. Menitikberatkan perhatian pada kaidah gramatika (Qowa’id Nahwu/Sharaf) untuk menghafal dan memahami isi bacaan.

c. Memberikan perhatian besar terhadap kata-kata kunci dalam menerjemah, seperti bentuk kata kiasan, sinonim, dan meminta peserta didik menganalisis dengan kaidah gramatikal yang sudah diajarkannya (mampu menerjemah bahasa ibu ke dalam Bahasa Arab)

D. Pendekatan Pembelajaran Bahasa Arab

sesuai dengan tujuan di atas, pendekatan pembelajaran yang efektif mencakup empat pendekatan, yaitu pendekatan humanistik, komuni-katif, kontekstual, dan struktural.

(1) Pendekatan humanistik melihat bahwa pembelajaran bahasa Arab memerlukan keaktifan pemelajarnya, bukan pengajar. Pemelajarlah yang aktif belajar bahasa dan pengajar berfungsi sebagai motivator, dinamisator, administrator, evaluator, dsb.Pengajar harus memanfaatkan semua potensi yang dimiliki pemelajar.

(2) Pendekatan komunikatif melihat bahwa fungsi utama bahasa adalah komunikasi.Hal ini berarti materi ajar bahasa Arab harus materi yang praktis dan pragmatis, yaitu materi ajar terpakai dan dapat dikomunikasikan oleh pemelajar secara lisan maupun tulisan. Materi ajar yang tidak komunikatif akan kurang efektif dan mem-buang waktu saja.

(3) Pendekatan kontekstual melihat bahasa sebagai suatu makna yang sesuai dengan kebutuhan pemelajar dan setingnya. Di sini, rancangan materi ajar harus berdasarkan kebutuhan lembaga, kebu-tuhan pemelajar hari ini dan ke depan.

(4) Pendekatan struktural melihat bahwa pembelajaran bahasa sebagai hal yang formal. Oleh sebab itu, struktur bahasa (qawaid) harus mendapat perhatian dalam merancang materi ajar. Namun struktur harus fungsional agar komunikatif dan praktis.

Qawaid/ grammar yang tidak praktis dan tidak komunikatif dalam pembelajaran bahasa Arab telah gagal membentuk pemelajar terampil berbahasa, bukan saja bahasa Arab tetapi juga bahasa Inggris.

2. Metode langsung (al Thariiqatu al Mubaasyarah)

Penekanan pada metode ini adalah pada latihan percakapan terus-menerus antara guru dan peserta didik dengan menggunakan bahasa Arab tanpa sedikitpun menggunakan bahasa ibu, baik dalam menjelaskan makna kosa kata maupun menerjemah, (dalam hal ini dibutuhkan sebuah media). Perlu menjadi bahan revisi disini adalah bahwa dalam metode langsung, bahasa Arab menjadi bahasa pengantar dalam pengajaran dengan menekankan pada aspek penuturan yang benar ( al - Nutqu al – Shahiih), oleh karena itu dalam aplikasinya, metode ini memerlukan hal-hal berikut;

1) Materi pengajaran pada tahap awal berupa latihan oral (syafawiyah)

2) Materi dilanjutkan dengan latihan menuturkan kata-kata sederhana, baik kata benda ( isim) atau kata kerja ( fi’il) yang sering didengar oleh peserta didik.

3) Materi dilanjutkan dengan latihan penuturan kalimat sederhana dengan menggunakan kalimat yang merupakan aktifitas peserta didik sehari-hari.

4) Peserta didik diberikan kesempatan untuk berlatih dengan cara Tanya jawab dengan guru/sesamanya.

5) Materi Qiro’ah harus disertai diskusi dengan bahasa Arab, baik dalam menjelaskan makna yang terkandung di dalam bahan bacaan ataupun jabatan setiap kata dalam kalimat.

6) Materi gramatika diajarkan di sela-sela pengajaran,namun tidak secara mendetail.

7) Materi menulis diajarkan dengan latihan menulis kalimat sederhana yang telah dikenal/diajarkan pada peserta didik.

8) Selama proses pengajaran hendaknya dibantu dengan alat peraga/media yang memadai. Penutup Sebagai penutup, bahwa alur makalah ini lebih menekankan tentang pentingnya: Seorang guru (pendidik) sebaiknya memahami prinsip - prinsip dasar pengajaran bahasa Arab diatas sebagai bahasa asing dengan menggunakan metode yang memudahkan peserta didik dan tidak banyak memaksakan peserta didik ke arah kemandegan berbahasa. Adapun bagi bagi seorang siswa, bahwasanya belajar bahasa apapun, semuanya membutuhkan proses, banyak latihan dan banyak mencoba.


3. Metode eklektik (tariqah al-intiqaiyyah)

Pendekatan pembelajaran di atas memerlukan metode pembelajaran yang tepat. Plihan yang tepat adalah metode eklektik, yaitu metode gabungan yang mengambil aspek-aspek positifnya baik dari keterampilan maupun pengetahuan bahasa, sehingga mencapai tujuaan dan hasil pembelajaran yang maksimal. Metode eklektif dimaksud mencakup metode percakapan,membaca, latihan, dan tugas.

Adapun rancangan materi ajar dan desainnya adalah sebagai berikut:

1. Materi Ajar Bahasa Arab

Jika kita amati suatu materi ajar bahasa terdiri atas (1) topik materi ajar dan (2) desainnya yang menggambarkan kegiatan pembelajarannya.

Topik materi ajar bahasa Arab yang efektif adalah topik-topik yang komunikatif dan kontekstual tentang tema keseharian, keagamaan, iptek, dan kebudayaan.

2. Desainya pembelajarannya mencakup :

(1) Keterampilan Mendengar dan Berbicara (Istima’-Kalam)

(a) Teks Percakapan yang komunikatif dan kontekstual
(b) Mufradat
(c) Tadribat (Pelatihan)

- Ajril Hiwar kama fil mitsal (Percakapkanlah sbg. contoh)
- Hawwil kama fil mitsal (Rubahlah sbg. contoh)
- Baddil kama fil mitsal (gantilah sbg. contoh)

(d) Al’ab lughowiyah (permainan bahasa)
(e) Wajib (Tugas)

(2) Keterampilan Membaca dan Menulis (Qira’ah-Kitabah)

(a) Teks bacaan yang komunikatif, pragmatik, dan kontekstual
(b) Mufradat
(c) Contoh-contoh teks yang struktural, komunikatif, dan kontekstual
(d) Penjelasan dan kesimpulan (oleh pemelajar atau pengajar)
(e) Latihan Membaca

- Bacalah dengan membunyikan semua baris akhirnya
- Terjemahkan teks bacaan ke dalam bahasa Indonesia standar
- Sebutkan jenis kata yang diberi garis bawah
- Jelaskan terjadinya perubahan baris akhir pada kata yang diberi garis bawah
- Jelaskan i’rab kata-kata yang diberi garis bawah dan alasannya (setelah pemelajar mempelajari sejumlah materi ajar yang mengantarnya ke arah ini)

(f) Wajib (Tugas)


E. Pelaksanaan Pembelajaran

Untuk mencapai hasil belajar bahasa Arab yang efektif dan maksimal, lembaga-lembaga pendidikan harus melakukan dua kegiatan, (1) pembelajaran, learning, dan (2) pemerolehan bahasa, langguage acquisition. Pembelajaran membentuk keterampilan berbahasa secara formal, sedangkan pemerolehan membentuk pemakaian bahasa secara non formal. Kedua cara ini menuntut pengajar dan petugas untuk mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang bermutu, yaitu pembelajaran yang terukur dan terkontrol serta adanya komitmen dari semua komponen terkait.

Minat dan motivasi pemelajar/mahasiswa akan tumbuh jika materi ajar didesai dengan baik dan tenaga pengajarnya profesional. Tenaga pe-ngajar tidak boleh mengajar sebelum ada pembelakalan yang diinginkan oleh komitmen lembaga. Sebab keterampilan mahasiswa dalam berba-hasa dan berpengetahuan bahasa berhubungan dengan keterampilan tenaga penga-jarnya.

Cara seperti inilah yang dilakukan oleh lembaga-lembaga pengajaran bahasa yang ingin membentuk outcome-nya bermutu dan mempunyai ciri yang tampil beda dari yang lainnya.

F. Inonasi Pembelajaran Bahasa Arab

Kehadiran dan perkembangan teknologi yang sangat pesat telah menyebabkan terjadinya proses perubahan dramatis dalam segala aspek kehidupan, termasuk pendidikan. Kehadiran teknologi tidak memberikan pilihan lain kepada dunia pendidikan selain turut serta dalam memanfaatkannya. Karena pada hakikatnya, teknologi adalah solusi bagi beragam masalah pendidikan saat ini. Kecanggihan, ketepatan serta kecepatan dalam menyampaikan suatu informasi menjadikan teknologi menduduki posisi penting di berbagai bidang termasuk di bidang pendidikan. Pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran diharapkan akan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran serta memperluas jaringan pendidikan dan pembelajaran karena teknologi telah menjadikan ilmu pengetahuan lebih mudah diakses, dipublikasikan dan disimpan. Selain itu pemanfaatan teknologi diharapkan pula dapat mengurangi biaya pendidikan, serta memberikan sumbangsih terhadap upaya integritas ilmu pengetahuan.

Saat ini, sistem pendidikan yang tidak memanfaatkan teknologi akan menjadi kadaluwarsa dan kehilangan kredibilitasnya. Namun, di sisi lain ada juga pendapat yang menyatakan bahwa situasi ini lebih disebabkan oleh adanya konspirasi yang mengakibatkan terjadinya ketergantungan dunia pendidikan terhadap teknologi ini. Kedua pendapat itu tidak perlu diperdebatkan karena memiliki kesahihan tersendiri dari perspektifnya masing-masing. Justru, yang seharusnya menjadi perhatian adalah bagaimana dampak teknologi terhadap sistem pendidikan, terutama sistem pembelajaran, serta bagaimana strategi pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran. Karena toh teknologi sudah berjalan dan sangat tidak mungkin untuk dapat dibendung. Dalam usaha mewujudkan hal tersebut, tentu diperlukan langkah-langkah strategis agar dapat diperoleh hasil yang optimal.

Bagi siapa pun yang sedang melakukan pembelajaran bahasa asing pada saat ini, dengan segala atributnya, teknologi menjadi hal yang tidak dapat dihindarkan lagi. Beragam kemungkinan ditawarkan oleh teknologi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran bahasa asing. Di antaranya adalah sebagai sarana peningkatan dan pengembangan kemampuan profesional tenaga pengajar, sebagai sumber belajar dalam pembelajaran, sebagai alat bantu interaksi pembelajaran, dan sebagai wadah pembelajaran.

Perubahan budaya pembelajaran bahasa asing sebagai akibat pemanfaatan teknologi sangat bergantung pada berbagai komponen dalam sistem pendukung pembelajaran. Ada beberapa hal yang menjadikan teknologi kurang mendapatkan tempat dalam budaya pembelajaran bahasa asing di beberapa institusi pendidikan. Faktor yang paling utama disebabkan karena tenaga pengajar sebagai salah satu komponen terpenting yang sangat berperan dalam perubahan tersebut. tidak mempunyai skill yang mencukupi di bidang ini. Oleh karena itu, tenaga pengajar saat ini dituntut untuk memiliki kemampuan kreatif dan inovatif serta wawasan tentang perubahan tersebut. Di samping itu, tenaga pengajar juga dituntut untuk memiliki keterampilan teknis penguasaan teknologi agar dapat melakukan perubahan secara operasional, dan bersikap positif terhadap teknologi serta perubahannya.

Di samping tenaga pengajar, pembelajar juga perlu dipersiapkan, begitu juga para administrator pembelajaran, karena tidak ada perubahan yang terjadi secara isolatif dan dalam kondisi vakum. Dengan demikian, perubahan budaya pembelajaran yang diakibatkan oleh pemanfaatan teknologi bukan hanya untuk segelintir orang saja, atau satu dua komponen saja, namun berlaku bagi semua tatanan sistem pembelajaran, bahkan sistem pendidikan di suatu institusi pendidikan secara umum. Konsekuensinya, dampak maupun hasil dari perubahan budaya pembelajaran bahasa asing juga menjadi milik seluruh pihak yang berkontribusi di dalamnya.

Pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran bahasa asing tanpa sadar telah mengubah kondisi akademik yang berjalan selama ini. Dengan teknologi ini kondisi-kondisi yang sifatnya tertutup dan telah menjadi tradisi yang diwariskan secara turun temurun menjadi tersingkirkan atau bahkan lenyap dan digantingan oleh kondisi-kondisi yang bersifat transparan, terbuka, serta adanya proses evaluasi pembelajaran yang berkelanjutan.


G. Pembelajaran Bahasa Arab Berbasis IT

Dewasa ini, perkembangan teknologi informasi dan multimedia amat pesat. Dunia cyber sudah tidak asing lagi bahkan telah menjadi trend dan bagian yang tak bisa lagi terelakkan dari kehidupan sehari-hari terutama bagi masyarakat modern. Dalam upaya integrasi antara teknologi (internet) dan pendidikan (pembelajaran bahasa), tulisan singkat ini akan memberikan informasi bagaimana pembelajaran bahasa Arab dengan memanfaatkan media internet. Di antaranya bagaimana cara belajar tata bahasa Arab, dan bagaimana cara peningkatan kemampuan membaca dan memahami, mendengarkan, berbicara, serta menulis.

1. Belajar Tata Bahasa Arab

Untuk mempelajari tata bahasa Arab, saat ini sudah banyak sekali situs yang secara khusus menampilkan materi pelajaran bahasa Arab online baik dalam bahasa Indonesia, Arab, maupun Inggris. Di antara situs yang dapat Anda kunjungi antara lain:

http://pba.aldakwah.org/,
http://arabindo.co.nr/,
http://lughah-arabia.tripod.com/,
http://www.drmosad.com/, http://www.schoolarabia.net/asasia/duroos_1_2/arabi_main.htm, http://lexicons.ajeeb.com/intro/mgz01.asp, http://www.fikr.com/freebooks/afghani/index.htm, http://www.mediu.org/eMaahad/eBooks/index.htm, http://www.lughah.uni.cc/,
http://www.as-sidq.org/,
http://www.funwitharabic.com/, dan sebagainya.

Selain itu Anda juga dapat men-download beberapa buku elektronik pembelajaran bahasa Arab di http://www.iu.edu.sa/ (e-Book Maad Lughoh), di www.fikr.com atau www.saaid.net (e-Book al-Mujaz fi Qawa’id al-Lughah al-‘Arabiyyah) atau dapat juga men-download beberapa materi tata bahasa dalam bentuk file ber-ekstensi doc atau pdf di http://www.fatwa-online.com/downloads/dow002/,http://www.mediu.org/eMaahad/eBooks/Download/index/index.htm, dan sebagainya.

2. Meningkatkan Kemampuan Membaca dan Memahami

Untuk mendukung peningkatan kemampuan membaca dan memahami, internet menyediakan bahan-bahan bacaan yang dapat di-download secara bebas dan gratis selain juga yang ditampilkan secara online. Atau Anda juga dapat mengunjungi media masa Arab online seperti http://www.alittihad.co.ae/,http://www.elakhbar.org/, http://www.ahram.org.eg/, http://www.alayam.com/, dsb.

Sedangkan untuk menambah wawasan kosakata istilah ilmiah Anda juga bisa mengunjungi lembaga-lembaga ilmiah pada http://www.assr.org/. Dengan mengunjungi situs ini, Anda akan terhubungkan link ke beberapa lembaga yang ada di Arab, terutama lembaga-lembaga penelitian sosial sains.

Untuk memudahkan pencarian alamat-alamat site berbahasa Arab dalam berbagai bidang, Anda juga dapat memanfaatkan program Dalil al-Internet yang dikeluarkan oleh shamel.net yang dapat Anda download gratis di alamat www.shamel.net.

3. Meningkatkan Kemampuan Mendengar

Untuk melatih kemampuan ini beberapa situs yang dapat dikunjungi antara lain http://www.iiu.edu.my/arabic/rusli/ (untuk mendengarkan beberapa lagu, puisi, pidato, dan juga percakapan berbahasa Arab), http://www.q8y2b.com/poems/poems.html (Untuk mendengarkan pembacaan puisi), http://www.omkolthoum.com/ (untuk mendengarkan lagu), http://www.muslimtents.com/muslimguide/11-Audio_Lectures.htm (untuk mendengarkan pidato), dan masih banyak lagi lainnya.

4. Meningkatkan Kemampuan Berbicara

Untuk menunjang kemampuan berbicara dalam bahasa Arab, internet menyajikan beberapa situs yang memuat materi-materi percakapan bahasa Arab secara online, seperti di situs http://pba.aldakwah.org/. Atau Anda juga dapat mempraktekkan langsung melalui ruang chat dengan mIRC atau Yahoo Massenger. Jika Anda menggunakan mIRC, konsekuensinya Anda harus menggunakan transliterasi latin dalam mengungkapkan bahasa Arab, karena kebanyakan di warnet sekitar kita belum memberikan fasilitas Arabic. Seperti jika Anda menanyakan kabar, Anda dapat mengetikkan kata: Kaifa Haluk? (bahasa formal), Izayyak? (Bahasa nonformal). Jika Anda menggunakan Yahoo Massenger, Anda dapat berhubungan langsung dengan memanfaatkan fasilitas Call selain juga chatting sebagaimana di mIRC.


5. Meningkatkan Kemampuan Menulis

Pengasahan kemampuan menulis dengan memanfaatkan teknologi internet dapat dilakukan dengan cara banyak membaca berita dan makalah yang disajikan dalam situs-situs berbahasa Arab kemudian menirukan susunan dan style/gaya bahasa yang dipergunakan dengan melakukan beberapa modifikasi kalimat. Adapun aplikasinya dapat dilakukan melalui fasilitas e-mail. Caranya, buatlah surat Anda dalam bahasa Arab pada Microsoft Word atau sejenisnya dan kirimlah dengan menggunakan Attachment melalui e-mail Anda. Anda dapat mengirimkan ke beberapa penulis Arab terkemuka yang mencantumkan alamat e-mailnya di situs-situs Arab, semisal para pemikir, sastrawan, jurnalis, pemuka agama dan sebagainya. Atau teman chating Anda yang berada di sana. Tulislah surat secara rutin, dan jangan pernah putus asa jika surat Anda tidak dibalas.



Daftar Pustaka


Daftar Pustaka



Abdurrahman al – Qadir Ahmad, Thuruqu Ta’alim al – Lughah al – ‘Arabiyah, Maktabah al – Nahdah, al – Mishriyah, Kaira ; 1979.



Ahmad al – Sya’alabi, Tarikh al – Tarbiyah al – Islamiyah, Cet. 11, Kaira: tnp., 1961.



Ahmad Syalaby, Ta’lim al – Lughah al ‘Arabiyah lighairi al – ‘Arab, Maktabah al – Nahdhah al – Mishriyah, Kairo ; 1983.



Anis Farihah, Nazhriyaat Hal Lughah, dar al – Kitab al – Ubnany, Beirut, dar al – Kitab al – Ubnany, 1973.



Ibrahim Muhammad ‘Atha, Thuruqu Tadris al – Lughah al – ‘Arabiyah Wa al – Tarbiyah al – Diniyah, Maktabah al – Nahdhah al – Mishriyah, Kairo 1996 M / 1416 H.



Jassem Ali Jassem, Thuruqu Ta’lim al – Lughah al – ‘arabiyah Li al – Ajanib, (Kuala Lumpur : A.S Noorden, 1996).



Kamal Ibrahim Badri dan Mahmud Nuruddin, Nadzkarah Asas al – Ta’lim al – Lughah al – ajnubiyah, LIPIA, Jakarta, 1406 H



Muhammad Jawwad Ridla, Tiga Aliran Utama Teori Pendidikan Islam (perspektif sosiologi-filosofis). P.T Tiara Wacana, Yogyakarta: 2002.

9.Munir, Nizhamu Ta’lim al – Lughah al – ‘Arabiyah fi al – Ma’had al – Islamiyah, Darul Huda, Skripsi, 1996.



Munir M.Ag., Pengajaran Bahasa Arab Sebagai Bahasa Asing, yang terkumpul dalam buku yang berjudul Rekonstruksi dan Modernisasi Lembaga Pendidikan Islam. Global Pustaka Utama, Yogyakarta: 2005.



……………, dkk, Rekonstruksi dan Modernisasi Pendidikan Islam, Global Pustaka Utama, Yogyakarta, 2005.

http://hadirukiyah2.blogspot.com/2010/01/inovasi-pembelajaran-bahasa-arab.html

 
The title of your home page You could put your verification ID in a comment Or, in its own meta tag Or, as one of your keywords Your content is here. The verification ID will NOT be detected if you put it here.